Sabtu, 09 Juli 2011

Sudah 'Edukatif'kah Mainan Edukatif Anda?


Saya termasuk orang tua yang mudah tergoda untuk membelikan segala sesuatu buat anak. Apalagi jika menyangkut mainan yang ditambah label ‘edukatif’. Sekarang ini begitu banyak mainan untuk merangsang kecerdasan anak. Ada yang terbuat dari kayu, plastik, kain dan banyak lagi. Dari yang murahan buatan Cina hingga yang bermerek dengan harga jutaan.

Sebenarnya apa sih yang dimaksudkan dengan mainan edukatif itu? Ternyata kita banyak salah kaprah tentang yang namanya mainan edukatif. Banyak mainan yang ber label edukatif, tidak benar-benar edukatif. Bahkan cenderung ‘melecehkan’ kreatifitas kalau saya boleh bilang begitu. Menurut Pakar Psikologi dan Tumbuh Kembang Anak, ada 5 sisi perkembangan anak. Dalam bermain sebaiknya merangsang sebanyak mungkin sisi-sisi perkembangan anak.

Ke-5 sisi perkembangan itu meliputi:
  1. Sisi Fisik
Bermain sebaiknya merangsang anak untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Baik gerakan motorik halus seperti menulis, merangkai manik-manik, melukis dan menjinjit, maupun motorik kasarnya seperti berlari, naik sepeda, berjalan, merangkak, dan mengayunkan tangan.

  1. Sisi Kognitif
Dengan bermain diharapkan wawasan dan kreatifitas anak menjadi berkembang sekaligus meningkatkan konsentrasi, daya ingat dan kemampuannya berstrategi.

  1. Sisi Bahasa
Bermain yang baik seharusnya mampu menstimulasi anak untuk meningkatkan perbendaharaan bahasa mereka. Ini bisa dilakukan dengan banyak mengajaknya berbicara, bermain tebak kata, atau mengajaknya bercerita.

  1. Sisi Emosi
Sisi Emosi biasanya akan muncul jika anak terlibat secara aktif dalam permainan. Ajari anak untuk mengenal emosinya seperti kesal karena puzzle yang rumit, senang karena menang atau sedih karena kalah bermain.

  1. Sisi Sosial
Bermain sebaiknya bisa mengajarkan akan kebersamaan. Disini ia akan belajar bahwa ada orang lain diluar dirinya untuk bisa berbagi. Bermain bersama anak lain mungkin kadang-kadang mengkhawatirkan pada mulanya. Apalagi pada anak batita yang sering kali belum bisa bersosialisasi. Namun itu perlu dilatih dan dibiasakan. Bersyukurlah bagi Anda yang kebetulan anak-anaknya memiliki teman bermain sebaya di lingkungan rumahnya. Jangan takut rumah berantakan atau mainan rusak dan hilang ya Bu. Jika tidak memiliki teman sebaya, sisi sosial ini juga bisa dirangsang dengan bermain peran. Misalnya bermain peran dokter, ibu atau ayah.


Dengan melihat aspek-aspek diatas, ternyata mainan itu tidak harus yang mahal-mahal. Mainan sederhana buatan sendiri pun bisa menjadi alternatif bermain yang sehat dan menyenangkan buat si kecil.

Bermain membuat mobil-mobilan atau rumah boneka sendiri misalnya. Anak diajak kreatif untuk membuat mainan dari bahan dasar yang biasa kita temui sehari-hari. Kemampuan motorik halusnya bisa terasah dengan ikut mewarnai, menggunting atau menempelkan hiasan. Mereka juga bisa melatih kesabaran dengan membuat mainan sendiri. Ketika membuat mainannya, kita bisa banyak bercakap-cakap dengan anak kita tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mainan tersebut. Pada akhirnya mainan itu bisa mereka mainkan bersama teman-teman mereka. Pada awalnya mainannya mungkin sangat jelek dan tidak berbentuk. Namun lama-kelamaan mereka akan terlatih dan bisa membuatnya dengan lebih baik. Banyak pelajaran moral yang bisa ditanamkan dengan membuat mainan sendiri.

Nah, sekarang kita tinggal melihat apakah mainan edukatif kita sudah benar-benar bisa mengoptimalkan ke-5 sisi perkembangan anak? Mari Bermain bersama si kecil. It’s so much fun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar